Sebuah
playlist terputar di laptopku. Sally Sendiri. Sejauh yang aku ingat, lagu ini
adalah lagu yang sangat ngehits di tahun 2007. Saat itu aku duduk di kelas dua
SMP. Akhir tahun 2007, tepatnya bulan Desember. Saat itu sekolahku sedang mengadakan
study tour ke Jakarta-Bandung. Dan hari itu adalah hari terakhir yang kami
akhiri di Bandung. Tentang lagu Sally Sendiri itu ada ceritanya, tahun 2007
saat study tour di Bandung.
Pagi itu Bandung telah
menunjukkan kehidupannya. Lalu lalang orang memulai mobilitasnya. Perjalanan
study tour hari itu baru saja dimulai. Kami baru saja menikmati klasiknya
Gedung Sate sebelum nantinya akan melanjutkan perjalanan ke Sasana Budaya
Ganesha (Sabuga). Bus masih berhenti di depan Gedung Sate. Kami baru saja masuk
bus. Tak lama kemudian seorang ibu masuk ke bus kami. Ibu itu adalah seoran
pengamen.
Aku sebenarnya merasa sedikit
berprasangka buruk pada ibu itu. Seharusnya beliau tidak mengamen di bus kami
karena kami adalah rombongan wisata. Ibu itu kemudian berkata, ”Saya akan
menyanyikan lagu untuk anak saya. Namanya Nanda. Untuk Nanda dimana pun dia
berada.” Inilah bait lagu yang dinyanyikan oleh ibu itu.
Biar Nanda
mencariku. Biarkan dia terbang jauh.
Dalam hatinya
hanya satu. Jauh hatinya hanyaku.
Katakan kutakkan
datang. Pastikan ku takkan kembali.
Lalu biarkan dia
menangis, lalu biarkan dia pergi.
Nanda kau selalu
sendiri. Sampai kapan pun sendiri.
Hingga kau lelah
menanti, hingga kau lelah menangis.
Nanda kau slalu
sendiri, sampai kapan pun sendiri.
Hingga kau lelah
menanti, hingga kau lelah menangis.
Ibu itu merasa kehilangan anaknya. Nanda namanya. Sehabis
melahirkan Nanda, ibu itu merasa tak sanggup menghidupi Nanda. Akhirnya, Ibu
itu menyerahkan Nanda kepada orang kaya tak punya anak yang entah dimana
dijumpainya. Nanda bersama orang kaya itu. Ibu itu tak pernah tahu dimana
Nanda, Nanda tak pernah tahu dimana ibunya. Ya, Nanda tidak pernah tahu kalau
dia sendiri. Selalu sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar